Sabtu, 16 Juli 2011

Menghadapi Suami yg Belum Siap Untuk Baby~

Memiliki keturunan memang sesuatu yang didambakan pasangan suami istri. Tapi jika keinginan Anda dan suami berbeda, berikut cara menghadapinya.

Sebelum menikah, seringkali pasangan berbicara banyak hal tentang rencana masa depan mereka. Tak sedikit juga yang membahas tentang rencana untuk mempunyai keturunan. Ada pasangan yang ingin langsung memiliki bayi, ada juga yang menunda sampai mereka merasa siap.

Berbagai faktor mempengaruhi kesiapan pasangan dalam memiliki momongan. Masalah keuangan, kedewasaan, stabilitas hubungan, dan lainnya seringkali menjadi masalah yang membuat pasangan memilih untuk menunda memiliki keturunan.

Jika keputusannya disepakati bersama memang tak masalah, tapi ada juga yang hanya sebelah pihak. Sang istri ingin segera menimang bayi, sementara si suami masih ragu.

Apakah anda dan pasangan termasuk yang seperti itu? Baca tips berikut untuk menghadapinya:

1. Bicarakan Sedini Mungkin
Untuk hal-hal yang penting dan menyangkut masa depan hubungan Anda berdua, sebaiknya bicarakan sedini mungkin. Tak ada salahnya membahas masalah tersebut sebelum menikah. Semakin dini dibicarakan semakin baik karena semakin banyak waktu untuk menyelesaikan apa yang menjadi permasalahan dan mempersiapkan diri. Jika Anda sudah menikah, jangan pernah tunda untuk membicarakan masalah ini. Jangan sampai perselisihan tentang hal penting ini disimpan terlalu lama.

2. Sering Bergaul dengan Keluarga Lain
Seringkali suami Anda 'takut' memiliki Anak karena tidak mengerti apa yang akan terjadi ketika sudah punya momongan nanti. Ajak suami Anda untuk bertemu dengan teman-teman Anda yang sudah memiliki keturunan. Memang keadaannya tidak selalu menyenangkan, tapi selalu ada yang bisa dipelajari dari hal tersebut.

3. Diskusikan Rencana
Setelah mempelajari seperti apa keluarga orang lain, diskusikan dengan suami seperti apa keluarga Anda nanti. Ketahui harapan, ketakutan, dan mimpi-mimpinya. Dari hal-hal tersebut pelan-pelan Anda bisa menyatukan kepingan-kepingan yang akhirnya bisa menjadi bentuk dari keluarga Anda nantinya.

4. Ketahui Rencananya
Jangan langsung sedih jika mendengar suami Anda tak ingin mempunyai anak. Tanya baik-baik, apakah itu adalah keinginan sementara karena belum siap, atau selama-lamanya. Jika ia tak ingin punya anak sama sekali, mungkin saja ia punya masalah atau trauma di masa lalu tentang keluarga.

Coba dekati dan bicarakan perlahan-lahan apa yang sebenarnya menjadi kekhawatiran. Cari solusinya agar kejadian tersebut tak berulang di keluarga Anda. Jika keinginan suami menunda momongan hanya sementara, cari tahu alasannya. Coba didiskusikan bersama baik buruknya mempunyai anak saat ini dan mempunyai anak beberapa tahun ke depan. Jangan pernah memaksakan sesuatu yang akhirnya nanti malah memicu konflik antara Anda dan suami. Beri waktu pada suami Anda untuk mempersiapkan diri, jangan membuatnya tertekan.

5. Alasan yang Tepat
Anda akan selalu berdebat tentang mengapa harus punya anak dan mengapa tidak ingin punya anak. Pastikan Anda punya alasan yang baik dan tepat. Alasan yang tidak hanya tentang 'Anda' tapi juga untuk kebaikan Anda dan suami. Dengarkan juga alasannya, jangan terlalu fokus memaksakan kehendak dan merasa alasan Anda paling benar. Beri pengertian pelan-pelan pada suami kalau wanita memiliki rentang usia yang baik untuk hamil dan melahirkan. Pastikan rencananya memiliki anak tidak melebihi rentang waktu tersebut.

6. Netral
Banyak pasangan yang mengalami keadaan seperti ini akhirnya mengambil jalan tengah. Tidak mencoba, tidak juga mencegah memiliki anak. Banyak pasangan yang memilih untuk tak terlalu aktif berusaha dan berusaha lebih santai. Situasi ini memungkinkan si dia untuk tidak terlalu merasa ditekan sambil pelan-pelan belajar menyesuaikan diri.

7. Fokus Pada Hubungan
Perdebatan ini bisa memicu konflik dalam rumah tangga Anda. Jangan sampai rumah tangga rusak hanya karena ambisi Anda semata. Coba introspeksi juga hubungan Anda. Apakah dia sudah sepenuhnya percaya dengan Anda atau sebenarnya Anda dan pasangan masih punya masalah yang terpendam. Masalah-masalah tersebut yang seringkali membuat suami ragu untuk punya anak. Pikirannya, "hubungan kita saja masih belum benar, bagaimana dengan tambahan adanya anak nanti?" Jika hubungan mulai memanas karena masalah ini, jangan korbankan pernikahan Anda. Coba simpan sejenak isu tersebut dan fokus untuk memperbaiki hubungan Anda terlebih dahulu.

8. Konsultasi pada Ahli
Jika masalah ini tak bisa diselesaikan Anda berdua, coba hubungi Ahli. Konselor pernikahan maupun pemuka agama bisa membantu Anda dan pasangan untuk lebih memahami arti pernikahan dan keluarga. Jangan mengeluh kesana kemari pada keluarga dan teman untuk meminta dukungan. Anda hanya menambah masalah yang ada tanpa mencari solusi. Cari orang yang netral yang bisa melihat hubungan Anda dengan netral tanpa prasangka.

Tidak ada komentar: